ALASAN PETRUS MENYANGKAL YESUS

Renungan ini saya dapatkan tadi sore ketika saya sedang menjalankan komitmen saya bahwa saya harus baca 12 Pasal dalam satu hari (4 pasal pagi, 4 pasal siang, 4 pasal malam). Jadi ketika saya sedang membaca 'jatah siang' saya tadi, saya mendapatkan satu hal yang saya yakini betul itu adalah satu hal yang Tuhan taruh dalam hati saya dan yang akan menjadi point of view pembahasan kita kali ini.

Kita buka pada Matius pasal 26 disana sedang menceritakan 'kronologi' dari pra-penangkapan Yesus, yaitu pemberitahuan yang keempat kalinya kepada murid-muridNya tentang penderitaan Yesus sampai pada penangkapan Yesus di taman Getsemani lalu dibawa kehadapan Imam Besar (yang pada saat itu Kayafas). Pada saat Yesus dibawa dihadapan Imam Besar-lah terselip kisah yang sangat menarik yang sebenarnya memiliki nilai keKristenan yang mendalam bila saja kita memperhatikannya dengan baik-baik.

Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu.
(Matius 26:58) [ ITB ]

Mari kita alihkan perhatian kita kepada ayat ini secara seksama. Kalau kita sepintas membaca dan tidak mencermati ayat ini, maka ayat ini akan lalu begitu saja dalam pikiran kita dan tidak akan menjadi arti apa-apa, padahal sekali lagi saya mau mengatakan bahwa ayat ini memiliki nilai Kekristenan yang mendalam.

Saya anggap kita semua sudah mengerti konteks atau cerita salah satu murid Yesus yang mencoba mengikuti Yesus sampai ke halaman Imam Besar setelah Ia ditangkap di taman Getsemani. Oke kita langsung saja kepada esensi dari Matius 26:58.

 Banyak orang Kristen menganggap kesalahan terbesar dari seorang Petrus adalah menyangkal dirinya sebagai pengikut Yesus sebanyak 3x (Matius 26:69-75). Padahal, ada juga satu kesalahan yang Petrus lakukan dan bahkan murid-murid Tuhan Yesus lainnya. Dikatakan bahwa ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu; saudara kita harus sadari betul bahwa disaat peristiwa penangkapan Yesus dan ketika Yesus dibawa ke hadapan Imam Besar Kayafas, salah satu murid Yesus benar-benar tidak mengerti dengan ucapan yang keluar dari mulutnya sendiri:

Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau" ... 
(Matius 26:35) [ITB]

Dikatakan dia hanya melihat apa yang terjadi pada diri Yesus ketika Ia ditangkap dan dibawa kehadapan Mahkamah Agung. 

Apakah Petrus menjadi saksi yang jujur untuk membela Yesus ketika seluruh Mahkamah Agung mencoba mencari kesaksian palsu untuk menghukum Yesus (ayat 59) ? SAMA SEKALI TIDAK!
Apakah Petrus meneriakkan kata TIDAK ketika para ahli Taurat dan tua-tua Yahudi berteriak bahwa Yesus harus dihukum mati (ayat. 66) ? SAMA SEKALI TIDAK!
Apakah Petrus membela Yesus ketika Ia diludahi muka-Nya dan ditinju muka-Nya (ayat 67) ? SAMA SEKALI TIDAK
!
Sekali lagi bahwa alkitab memberikan kesaksian bahwa Petrus hanya melihat sampai pada kesudahan perkara itu. Petrus sama sekali tidak mau mengambil bagian dalam penderitaan yang di alami oleh Yesus Guru Agungnya, padahal ia telah mengatakan "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau..."
Ironis memang, Petrus yang menjadi satu-satunya murid Yesus yang mengakui bahwa Yesus sebagai Mesias Anak Allah yang hidup (Matius 16:16), Petrus yang paling lantang ketika mengatakan "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." (Matius 26:33) dan bahkan mengatakan rela mati: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau" (Matius 26:35).
Kini ia hanya terpaku melihat Guru Agungnya menerima penderitaan, tuduhan palsu yang tidak sepantasnya Ia dapatkan dan ia sama sekali tidak membela-Nya. Bahkan di cerita selanjutnya ia rela untuk menyangkal dirinya sebanyak tiga kali sebagai pengikut Yesus (Ayat 70,72, 74) ini menambahkan satu keyakinan bahwa Petrus pada saat itu tidak berani ambil bagian dalam penderitaan yang dialami Yesus.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga demikian? Apakah kita sama halnya dengan Petrus yang hanya mau menjadi 'penonton' dalam penderitaan yang pernah dialami Yesus? Jujur saja bahwa banyak diantara kita hanya mau jadi "penonton" terhadap penderitaan Yesus, tanpa mau ambil bagian dalam penderitaan Yesus. Apalagi banyak pendeta sangat anti untuk memberitakan Firman Tuhan tentang 'penderitaan', sehingga jemaat di 'nina bobokan' dengan khotbah yang cenderung motivasi, berkat, dan terpusat pada self-esteem tanpa membahas konsekuensi menjadi seorang Kristen yang harus rela menjalani penderitaan.

Pemikiran kita terhadap penderitaan pun tidak boleh sempit. Penderitaan bukan hanya cenderung pada penderitaan jasmani. Bukan berarti menjadi seorang Kristen harus benar-benar mengalami penderitaan sama seperti para rasul-rasul mengalami penderitaan (Menurut kesaksian bapak-bapak gereja). Tidak seperti itu saudara.

 Jelas bahwa Yesus sendiri yang mengatakan bahwa:

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya..." 
(Matius 16:24-25) [ ITB ]

 Paulus mengajarkan hal yang sama dengan mengatakan kepada jemaat di Filipi:

Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
(Filipi 1:29) [ ITB ]

Saudara, perlu diingatkan bahwa mengikuti Yesus bukanlah hal yang mudah. Dan konsep inipun sudah dibuktikan melalui kehidupan para rasul-rasul, karena pada masa mereka penindasan terjadi secara hebat-hebatan bagi mereka yang mengakui sebagai Pengikut Kristus (Kristen). Barangkali konteks kita dengan mereka berbeda. Mungkin sangat jauh berbeda, akan tetapi esensi dari keKristenan tidak akan memudar apalagi berubah. Kita harus berkata dengan jujur, tulus dan berani bahwa pengikut Kristus harus menderita. Tidak secara jasmani memang, akan tetapi penyangkalan diri dan memikul salib adalah penderitaan tersendiri bagi mereka yang mau ambil bagian dalam mengikuti Yesus secara sungguh-sungguh. Apa yang kita mau, apa yang kita suka, apa yang menjadi hobby kita, kita harus sangkali itu bila itu tidak menjadi kemauan dan kesukaan Tuhan. Apakah mudah? Jelas tidak! Kita juga harus memikul salib, atau tanggung jawab yang Ia berikan. Inipun hal yang tidak mudah saudara. Hingga pada akhirnya kita memiliki satu kesadaran dari Rasul Petrus yang pernah takut untuk mengambil bagian dalam penderitaan Kristus dan menyangkali Kristus sebanyak tiga kali, kesadaran itu adalah:

Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
(1 Petrus 2:21) [ ITB ]



Komentar

  1. Karena sbagian besar para penyampai firman sekarang belum mampu "takut" untuk menderita. Karena mngambil bagian dalam penderitaan Yesus bukan hanya kerohanian yg di pertaruhkan tapi seluruh tubuh, jiwa, roh. Untuk itu hamba Tuhqn yg sejati harus siap "pasang badan". GBU

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih untuk masukannya yang luar biasa. GBU TOO. godspeed.

      Hapus
  2. Tuhannya sendiri aja di sangkal.. Lalu apakah manusia zaman now harus percaya pada tulisan si pengecut petros ?? Hehehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LEBIH DARI DIKENAL, TAPI DINIKMATI OLEH TUHAN!

MENCINTAI TANPA HARUS DICINTAI