DEMI KEJAR MIMPI KULIAH TEOLOGI, PENGANIAYA ISTRI INI IKUT UNAS DI PENJARA

 

Hidup dibalik jeruji penjara, tak membuat Anjar Suciantokoh (48) merasa kehilangan mimpi.
Itu terlihat dari semangatnya dalam mengikuti ujian nasional (Unas) kejar Paket C di Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru, Senin (13/4/2015) sore.
Saat berbincang dengan SURYAMALANG, Anjar mengatakan, persiapan untuk mengikuti Unas sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu. Persiapan itu meliputi menyiapkan administrasi atau kelengkapan berkas mengikuti Unas, belajar, termasuk mengikuti bimbingan belajar di LP tersebut.
Sekedar diketahui, Anjar merupakan satu diantara 20 peserta Unas Kejar Paket C yang dihelat di LP Lowokwaru. Anjar terlibat kasus KDRT, dan menerima vonis delapan tahun.
Saat ini ia baru menjalani hukuman empat tahun. Anjar memaparkan motivasi dirinya mengikuti ujian kesetaraan karena ia bermimpi mengikuti kuliah Teologi, setelah bebas nanti.

Anjar mengaku ingin mengejar mimpi ini, setelah ia menjadi pelayan gereja di penjara. Oleh karena itu, ia tak mau main-main, dalam mengerjakan ujian.
"Belajarnya dari pagi, siang dan malam di kamar (Sel yang ia tempati, red), sama di sini (Ruang kelas di LP Lowokwaru, yang kini menjadi lokasi pelaksanaan Unas Paket C, red)," aku Anjar sebelum mengikuti Unas. Tak hanya belajar, perlengkapan dan pakaian untuk melaksanakan ujian ini juga disiapkan jauh-jauh hari. Mulai dari kacamata baca, sepatu, hingga kemeja putih dan celana hitam juga sudah ia siapkan. Hasilnya, ia merasa bisa mengerjakan ujian Bahasa Indonesia dengan baik.
"Mudah-mudahan juga lulus," harapnya.
Kordinator Kegiatan Pendidikan Setingkat Dasar LP Lowokwaru, Hadie Purnama memaparkan minat warga binaan mengikuti ujian kesetaraan memang tinggi.
Jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun, bahkan mereka yang sudah bebas pun, juga ada yang mengikuti ujian.

"Ujian ini berangkat dari niat mereka, kami hanya memfasilitasi saja," tutur Hadie yang menjadi staff Bimbingan Kemasyarakatan LP Lowokwaru. Hadie mengatakan jumlah peserta Unas Kejar Paket C berjumlah 20 orang.
Dari jumlah itu, hanya 14 orang saja yang hadir dan mengikuti ujian kesetaraan hingga akhir. Selain peserta ujian kesetaraan, di LP Lowokwaru juga ada yang tahanan berusia 20 tahun yang mengikuti Unas SMA. Ia mengerjakan Unas dengan sistem Papper Based Test, yang dihelat di aula LP Lowokwaru pagi tadi. "Harapan kami, mereka semua bisa lulus. Sebab, ujian saat ini adalah masa depan mereka," kata Hadie.

_________________________________________________________________________________

Yang dialami oleh Anjar Suciantokoh diatas bukanlah hal yang baru, ia hanya bagian kecil dari sekian banyak orang yang mengalami panggilan Tuhan secara luar biasa. Yang perlu ditekankan dari berita ini ialah: Tuhan tidak melihat latar belakang atau masa lalu kita yang kelam ketika Ia mau memakai kita dalam rencana-Nya. Peristiwa pemanggilan Tuhan kepada orang-orang berdosa untuk dipakai-Nya, bukanlah omong kosong belaka. Kita bisa melihat, ketika Yesus memanggil Matius untuk mengikuti-Nya (Matius 9:9-13). Matius bukanlah orang yang memiliki pekerjaan yang baik, seseorang yang dipandang baik, dan berasal dari komunitas yang baik. Dalam Matius 9:9-13, diceritakan secara jelas bahwa Matius adalah seorang yang memiliki pekerjaan sebagai pemungut cukai. Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang biasa-biasa, pada zaman itu pekerjaan ini adalah pekerjaan yang tergolong tidak baik. Karena kenapa? Seorang pemungut cukai bertugas untuk menagih pajak kepada setiap orang, setiap golongan masyarakat baik kalangan atas, menengah bahkan kalangan bawah. Pajak adalah kewajiban oleh sebab itu Yesus pun mengakui kewajiban membayar pajak ini, yang nantinya disetorkan kepada Kaisar (Mat 22:15-22). Ini akan menjadi permasalah ketika, orang-orang golongan bawah (miskin) ditagih untuk membayar pajak, belum lagi  Matthew Henry mengatakan bahwa seorang pemungut cukai memiliki kemungkinan untuk menagih lebih (dari yang sudah ditetapkan). Jelaslah bahwa seorang pemungut cukai tidak disukai oleh banyak orang pada saat itu, karena 70% dari orang-orang Yahudi adalah golongan bawah, sisahnya 30% adalah dari kalangan Kerajaan, juga termasuk Pemungut Cukai. Tetapi orang-orang yang berdosa, yang dipandang negative seperti inilah yang dipanggil Oleh Tuhan. Oleh sebab itu pada saat Yesus telah memanggil Matius untuk mengikuti-Nya, orang-orang Farisi mengkritisi Yesus dengan mentanyakan "mengapa". Di luar sana memang banyak sekali orang yang mempertanyakan, mengapa Yesus memanggil orang berdosa seperti Matius, seperti Saulus (Pembunuh para pengikut Kristus),
Anjar Suciantokoh (cerita diatas)? Jawabannya sangat sederhana, jawaban itu berasal dari perkataan Yesus sendiri:

Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

 Ya! Itu semua sebagai bentuk kasih-Nya kepada orang berdosa seperti kita! Disaat yang lain menganggap bahwa kita orang berodsa yang tidak perlu mendapatkan belas kasihan, orang yang sudah tidak layak untuk di berikan pengampunan. John Pipper mengatakan "Tidak ada tempat yang lebih pantas selain neraka yang diperuntukan untuk orang berdosa seperti saya." Kedatangan Yesus adalah untuk orang-orang seperti kita. Keselamatan diberikan secara pasti bagi yang percaya kepada-Nya dan bahkan Ia dapat memakai kita dalam rencana-Nya.

TUHAN YESUS MEMANGGIL DAN MEMAKAI ORANG BERDOSA SEPERTI SAYA DAN ANDA, PERSIAPKANLAH DIRI ANDA !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ALASAN PETRUS MENYANGKAL YESUS

LEBIH DARI DIKENAL, TAPI DINIKMATI OLEH TUHAN!

MENCINTAI TANPA HARUS DICINTAI