PRINSIP DUNIAWI YANG MERACUNI GEREJA
Young
and Free? Muda dan bebas? Rupanya prinsip ini adalah prinsip dunia “Young,
Wild, Free” yang sekarang-sekarang ini mulai diadopsi oleh gereja-gereja
modern, tanpa memikirkan dampak dari anak-anak muda yang benar-benar menghidupi
prinsip ini. Pertanyaannya, apakah gereja mengerti betul bahwa prinsip yang
mereka tawarkan benar-benar mendarat bagi anak muda zaman modern ini? atau
bahkan sebaliknya mereka menghidupi prinsip “Young and Free” dengan pengertian
yang salah dan tentunya akan menuju anak-anak muda kepada kebebasan yang
membinasakan.
Prinsip
ini tentunya terlahir dari adanya satu pengharapan bagi setiap anak-anak muda
yang mau hidup bebas, sehingga sebebas-bebasnya tanpa batasan. Dengan prinsip
yang mendukung “You Only Live Once”,
karena kita Cuma hidup sekali dan selagi kita masih muda, maka kita bisa hidup sebebas-bebasnya. Mungkin dengan diberikan embel-embel rohani:
karena kita Cuma hidup sekali dan selagi kita masih muda, maka kita bisa hidup sebebas-bebasnya. Mungkin dengan diberikan embel-embel rohani:
36 Jadi apabila
Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." (Joh 8:36 ITB)
Dengan memakai ayat ini, mereka menganggap bahwa karena
mereka telah dibebaskan/dimerdekakan dari penebusan Yesus diatas kayu salib sehingga
mereka dapat hidup dengan sebebas-bebasnya, semerdeka-merdekanya. Apakah ini
benar? Oleh sebab itu mari kita mencari jawabannya, Pembatasan yang
memerdekakan? Atau malah kebebasan yang membinasakan?”
Menurut
saya, kalau dari saya sendiri mau membahas tentang “Young and Free” saya
membutuhkan sebanyak 2 sesi; satu sesi (2 jam) membahas “Young” dan satu sesi
(2 jam) membahas tentang “Free”. Tetapi disini saya akan membicarakan dan
menjawab secara perlahan apa, kenapa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana “Young
and Free” berdasarkan alkitab.
Young
Berbicara tentang “Young” atau anak muda, apasih yang
terlintas dalam pikiran kita kalau mendengar tentang “Anak Muda” ? secara
sederhana satu fase dimana kita beranjak dari masa kanak-kanak menuju masa muda
sehingga kita dipanggil anak muda. Ini berbicara tentang tahapan, dari fase
anak-anak menuju muda, dari muda menuju dewasa (adult). Yang
menjadi fondasi mendasar dalam satu prinsip adalah prinsip yang alkitabiah.
Lalu pertanyaannya bagaimana Alkitab memandang masa muda dan kebebasan?
Perlu diketahui, dalam dunia medis menyatakan
bahwa perkembangan otak
mencapai kesempurnaan pada sampai usia 20 tahun dan ini akan sangat memengaruhi
perkembangan jiwanya. Ada 3 bagian utama yang
bertumbuh dalam otak manusia:
1. Bagian yang pertama
bertumbuh ialah bagian otak yang bernama Amygdala.
Fungsi dari bagian otak
ini adalah area emosi, contohnya: cepat tersinggung, emosional, membanting
pintu, memaki-maki, melempar barang. Jadi area emosi inilah yang lebih dahulu
bertumbuh sebelum seorang anak menginjak usia 20 tahun.
2. Bagian selanjutnya yang
bertumbuh ialah bagian otak yang bernama Cerebellum.
Yang bertumbuh pada area
ini adalah area ritme, sehingga anak remaja akan bertumbuh pesat dalam gerakan
fisik, keseimbangan, pemikiran mulai kompleks, tetapi kemudian menjadi canggung
dan bisa sulit bergaul karena bagian terakhir dari otaknya belum bertumbuh.
3. Bagian yang terakhir
yang bertumbuh ialah frontal cortex, yang mulai bertumbuh
pada usia 20 tahun.
Pada bagian otak ini,
terdapat area perencanaan, strategi, membaca emosi orang, dan mengatur.
Dari paparan di atas,
maka kita dapat menyimpulkan bahwa:
§
Remaja belum dapat berpikir panjang
§
Remaja belum dapat melihat gambaran besar/suatu rencana/blue
print
§
Remaja belum dapat mengantisipasi akibat dari suatu aksi
§
Remaja cenderung terlalu cepat mengambil risiko
§
Sulit beradaptasi dengan perubahan
Dari sini kita bisa melihat betapa bahayanya bila sejak masa
anak-anak sampai pada masa atau fase dewasa seseorang diberikan prinsip-prinsip
yang tidak alkitabiah. Dengan kecenderungan remaja yang tidak dapat berpikir
panjang, ia dimasukan prinsip “kebebasan”. Tentu hasilnya “kebebasan” yang
tanpa berpikir panjang, yang penting bebas-sebebasnya sehingga tidak pedulikan
hasil dari kebebasan yang telah mereka lakukan.
Dalam perjalanan hidup kerohanian kita pun harus menjadi
dewasa. Pertanyaannya kenapa kerohanian kita pun harus menjadi dewasa? Karena Kenyataannya
untuk memiliki kerohanian yang dewasa adalah suatu perintah dan tuntutan dari
Tuhan sendiri:
ITB Matthew 5:48
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
(Mat 5:48 ITB)
Kata yang digunakan
adalah τέλειος (perfect, mature), satu keadaan rohani yang diharuskan bagi kita, harus
menjadi sempurna / dewasa. Anda bisa membayangkan dalam perkataan Yesus
disini, Ia sedang mengajar / berkhotbah diatas bukit dia mengajarkan hal-hal
yang tidak biasa diajarkan oleh imam-imam, orang farisi dan ahli taurat pada
zaman itu,
dimana Yesus mengajarkan hidup keagamaan kita harus lebih benar daripada hidup
keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi (ay. 20), melihat dan
menginginkannya sudah berzinah (ay. 28), mengasihi musuh, bila ditampar pipi
kanan beri pipi kiri kita (ay. 39), bila seseorang meminta baju kita, maka kita
harus memberikan jubah kita; bila seseorang meminta diantarkan sejauh satu mil,
maka kita harus berjalan bersama dengan dia sejauh dua mil (ay. 40-41), hingga
pada akhirnya Ia mengatakan haruslah kamu
sempurna/hendaklah kamu dewasa.
Untuk mencapai kedewasaan rohani seperti yang dituntut oleh Tuhan
Yesus memanglah tidak mudah, dan tidak sebentar karena prosesnya memakan waktu
seumur hidup kita. Sejujurnya yang bisa mengukur kedewasaan rohani seseorang
adalah dirinya sendiri dan Tuhan. Bisa jadi orang sudah berumur 40 tahun, tapi
belum memiliki kedewasaan Rohani; dan orang yang berumur 25 tahun, tapi sudah
memiliki kedewasaan Rohani. Kalaupun memang sudah lama sekali seseorang menjadi
Kristen, katakanlah sudah menjadi Kristen selama 40 tahun (Kristen Keturunan),
tetapi belum memiliki kedewasaan rohani, maka ia harus bertobat dan meminta
tuntunan Roh Kudus untuk menjadikannya dewasa secara Rohani.
Ada
ciri khas yang menandakan seseorang memiliki kedewasaan rohani, yaitu dapat
memiliki kepekaan rohani. Orang yang sudah dewasa rohani, dia pasti tau
mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang bukan kehendak Allah dan
mana yang kehendak Allah.
ITB Romans 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa
yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Rom 12:2 ITB)
Sama seperti orang yang sudah
dewasa secara fisik/jasmani, ia pasti akan berpikir panjang atas apa yang
hendak ia lakukan, ia akan berpikir terlebih dahulu sehingga hasil dari
tindakannya tidak akan merugikan dirinya atau orang lain. Begitupun orang yang
sudah dewasa secara rohani, Dia tidak akan melakukan apa yang bukan menjadi
kehendak Allah, karena ia sudah tahu mana kehendak Allah apa yang baik, yang
berkenan dan yang sempurna bagi Allah. Jadi perbedaan dari orang yang masih
muda dan orang yang sudah dewasa ialah pola pikirnya!
ITB 1 Corinthians 14:20 Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu.
Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu! (1Co
14:20 ITB)
Pola
pikir kita harus diubahkan, harus sepikir dengan Tuhan. Jalan satu-satunya
untuk dapat sepikir dengan Tuhan adalah harus suka membaca alkitab!
Mungkin kita akan bosan dengan saran atau perintah ini, mungkin pendeta kita
sudah sangat sering menyarankan kita untuk terus baca alkitab. Tapi ini adalah
keharusan ! Untuk dapat menjadi dewasa secara rohani, untuk dapat membedakan
mana yang baik, mana yang berkenan mana yang sempurna bagi Tuhan, maka kita
harus merubah cara berpikir kita, yaitu dengan membaca alkitab. Di dalam
alkitab terdapat perintah dan larangan Tuhan, sehingga kita dapat mengetahui
apa yang menjadi perintah Tuhan lalu kita terapkan atau lakukan dalam kehidupan
sehari-hari kita; sehingga kita dapat mengetahui apa yang menjadi larangan
Tuhan lalu kita menjauhi larangan Tuhan.
Nah,
sekarang kita sudah tahu bukan bahwa Kekristenan itu adalah satu proses menuju
pendewasaan atau kesempurnaan. Yap! Barangkali sejak anda berteriak oooeeee’ ketika dilahirkan dan sampai
sekarang anda menyandang gelar Kristen, bayangkan berapa lamanya anda menjadi
seorang Kristen? Dan sampai sekarang belum juga dewasa rohani? Bahkan kita
mungkin menjadi bagian orang-orang yang disindir Paulus?
11 Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi
yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
12 Sebab sekalipun kamu,
ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu
lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan
susu, bukan makanan keras.
13 Sebab barangsiapa
masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia
adalah anak kecil.
14 Tetapi makanan keras
adalah untuk orang-orang dewasa,
yang karena mempunyai pancaindera yang
terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. (Heb
5:11-14 ITB)
Seharusnya pendewasaan manusia
jasmaniah kita juga diimbangi dengan pendewasaan manusia rohaniah kita, dimana
semakin lama kita semakin menuju kesempurnaan atau keserupaan dengan Kristus
Yesus Tuhan kita.
Free
Kesalahan orang Kristen dewasa ini
ialah, menafsirkan konsep “penebusan” berdasarkan ayat-ayat dibawah ini:
23 Karena semua
orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
24 dan oleh kasih karunia
telah dibenarkan dengan cuma-cuma
karena penebusan dalam Kristus
Yesus.
25 Kristus Yesus
telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk
menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah
terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. (Rom 3:23-25 ITB)
7 Sebab di dalam
Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya (Eph 1:7 ITB)
Kita
harus mengetahui terlebih dahulu konsep “penebusan” yang dipakai Rasul Paulus
ketika berbicara mengenai “penebusan” di beberapa nats suratnya. Kata penebusan
berasal dari kata Yunani agorazo dan berarti “membeli dari pasar”. Seringkali
kata itu berhubungan dengan penjualan budak di pasar. Kata itu digunakan untuk
menjabarkan orang percaya yang dibeli dari pasar budak dosa dan dibebaskan dari
ikatan dosa. Dari kedua ayat diatas (Roma 3:25 dan Efesus 1:7), kita bisa
melihat harga pembayaran untuk kebebasan orang percaya dan pembebasan dari dosa
adalah darah Yesus, lalu kita juga bisa membandingkan dengan beberapa ayat
disini:
9 Dan mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan
kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka
bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (Rev 5:9
ITB)
18 Sebab kamu
tahu, bahwa kamu telah ditebus dari
cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan
barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah
Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
(1Pe 1:18-19 ITB)
Kita telah dibeli oleh Kristus melalui darah-Nya yang
mahal, yang tidak bernoda, yang tidak bercacat, oleh sebab itu kita yang telah
dibeli maka menjadi milik Kristus dan menjadi budak Kristus. Kita sebagai orang
percaya tidak dibawa oleh Kristus pada
suatu kebebasan untuk memuaskan kepentingan diri sendiri. Melainkan, karena
mereka telah dibeli oleh Allah dengan harga yang sangat mahal. Mereka telah
menjadi budak Allah, untuk melakukan kehendak-Nya.
Dari pembahasan mengenai “penebusan” diatas kita dapat
menarik kesimpulan, bahwa sebagai orang Kristen yang percaya akan Karya
Penebusan yang dilakukan oleh-Nya diatas kayu salib. Kita telah ditebus dari
belenggu dosa, kita telah dimenangkan, kita telah dimerdekakan, kita sudah dibebaskan! Akan
tetapi, kita harus tahu bahwa konsep penebusan memiliki sisi ganda ! Pengajaran
mengenai penebusan tidak boleh berat sebelah, memang hanya karya Allah sajalah
yang menebus dosa manusia. Akan tetapi perlu dibahas mengenai sisi manusia
dalam penebusan, karena mau tidak mau penebusan memili sisi ganda, yaitu sisi
yang mempengaruhi Allah dan sisi yang mempengaruhi manusia.
Jangan kita menganggap bahwa apabila kita telah ditebus
oleh darah Kristus, maka kita bisa seenak-enak kita saja dan berkata “toh kita sudah ditebus maka kita dapat
sebebas-bebasnya melakukan kesalahan atau dosa.”
19 Atau tidak tahukah
kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus
yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
20 Sebab kamu
telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu! (1Co 6:19-20 ITB)
Kita
yang dahulu sebagai hamba dosa, memang telah dibebaskan, telah ditebus menjadi
milik Kristus bukan milik iblis atau malah milik kita sendiri. Kristus menjadi Kurios (Tuan, Tuhan) dan kita menjadi
hamba-Nya. Sebagai seorang hamba kita tidak punya kuasa atau hak atas hidup
kita sendiri, yang berhak dan berkuasa atas kita adalah Tuhan/Tuan kita yang
telah menebus kita. Kita memang telah dibebaskan, tapi kebebasan untuk
memuaskan kepentingan Tuhan/Tuan kita yang telah menebus kita.
Dari
pemaparan diatas makalah kita bisa membuka mata lebar-lebar, bahwa kita sebagai
orang Kristen harus berhati-hati betul terhadap prinsip-prinsip dari luar
gereja, bahkan didalam gereja karena ada kecenderungan gereja mengadopsi
prinsip-prinsip duniawi. Kita harus mengkritisi, apakah prinsip-prinsip itu
benar seperti yang alkitab kita katakan atau tidak. Karena bagaimanapun juga
alkitab harus menjadi landasan dalam setiap prinsip-prinsip yang ada. Sekarang
kita sudah tahu bahwa prinsip “Young and Free” haruslah kita ketahui betul,
sehingga nantinya tidak menghasilkan tindakan-tindakan yang salah atas
pengertian yang salah. Sekiranya Tuhan Yesus Memberkati kita Semua.
Komentar
Posting Komentar