Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

MENCINTAI TANPA HARUS DICINTAI

Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (Matius 5:44) Barangkali kita sering mendengar kalimat “Saya pastinya berbuat baik kepada seseorang apabila orang itu berbuat baik kepada saya, tetapi kalau dia berbuat jahat kepada saya maka saya akan berbuat yang lebih jahat kepadanya”. Banyak orang non-Kristen memiliki pemikiran seperti ini, tetapi tidak sedikit juga diantara kita atau mungkin kita sendiri punya pemikiran yang sama. “Ya anda baik, saya baik. Tetapi kalau anda jahat, saya akan lebih jahat”. Kita tahu dari ayat diatas bahwa Tuhan Yesus mengajarkan hal yang tidak demikian. Oleh sebab itu sangatlah tidak boleh orang-orang yang mengatakan bahwa dirinya orang Kristen atau pengikut Kristus tetapi masih melakukan hal yang baik kepada orang yang berbuat baik kepadanya, akan tetapi akan berhenti berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya. Tuhan Yesus tidak mengajarkan demikian! Tuhan Yesus sangat mengerti beta...

KEMULIAAN MENGGANTIKAN PENDERITAAN

Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. (Roma 8:18) Ditengah hidup yang makin maju teknologi berdampak secara langsung pada kemudahan hidup dijalani setiap orangnya. Kemudahan begitu dirasakan dizaman semakin maju ini, beberapa layanan berbasis online setidaknya mengisi di telepon genggam kita. Dari yang memesan ojek, memesan taxi, berbelanja, dan bahkan yang paling baru menyuci kendaraan pribadi kita-pun sudah bisa kita kendalikan melalui telepon genggam kita. Layanan berbasis online ini di desain semudah mungkin sehingga tidak ada batas usia penggunanya, dari yang masih muda hingga yang sudah berumur-pun sekarang bisa menggunakannya. Karena makin majunya teknologi, berdampak makin mudahnya manusia menjalani hidup. Secara tidak langsung, sadar atau tidak sadar manusia digiring pada anti-penderitaan, anti-kesulitan. Kemudahan dicari, kesulitan dihindari. Kenikmatan didapati, penderitaan dit...

SERAHKANLAH !

Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah. (Mazmur 55:23) Kata serahkan dengan akhiran kata -lah merupakan bentuk perintah (Imperative Sentece), SERAHKANLAH! Pemazmur Daud menuliskan ayat ini ketika ia sedang mengalami kesukaran hidup, dimana ia diburu  dan hendak dibunuh oleh Saul yang iri pada Daud (lih. I Samuel 18:6-30; 19:1-18). Ditengah kesukaran hidup Daud masih mampu untuk bermazmur “Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan”. Daud mengerti betul bahwa secara manusia kekuatiran itu pasti ada, apalagi ketika kita sedang menghadapi permasalahan entah itu permasalahan ekonomi, jasmani, keluarga ataupun diperhadapkan dengan ancaman kehidupan seperti yang Daud alami. Tapi menarik bahwa Daud mengatakan ‘serahkanlah’ kekuatiran kita kepada Tuhan, ini berarti bahwa kekuatiran yang kita miliki sudah kita berikan kepada Allah dan tidak lagi kekuatiran ada pada kita dan ‘maka Ia akan memelihara e...

MENGUCAP SYUKURLAH !

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (I Tesalonika 5:18) Kata mengucap syukur dengan akhiran kata -lah merupakan bentuk perintah (Imperative Sentece), MENGUCAP SYUKURLAH! Rasul Paulus memberikan nasihat kepada Jemaat Tesalonika yang merupakan jemaat pertama yang dibangun oleh Rasul Paulus. Jelas sebagai jemaat yang pertama dibangun oleh Rasul Paulus maka, ia memberikan nasihat-nasihat atau bagaimana cara hidup seorang pengikut Kristus. Satu diantara nasihat-nasihat yang ia berikan adalah mengucap syukur. Rasul Paulus mengerti betul mengapa ia memberikan perintah kepada jemaat Tesalonika untuk mengucap syukur, karena Jemaat mula-mula mengalami penganiayaan yang luar biasa di dalam kekristenan. Ditengah-tengah penganiayaan hebat yang mereka alami, Rasul Paulus tetap memerintahkan mereka untuk tetap mengucap syukur. Ini akan menjadi hal yang sangat sulit tentunya bila kita harus tetap mengucap syukur ditengah k...

BERSUKACITALAH !

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! ( Filipi 4:4 ITB ) Kata bersukacita dengan akhiran kata -lah merupakan bentuk perintah (Imperative Sentece), BERSUKACITALAH! Pada ayat ini Rasul Paulus memberikan satu nasihat dalam bentuk perintah untuk tetap bersukacita kepada Jemaat Filipi yang merupakan Jemaat yang didirikan Rasul Paulus yang sedang mengalami perpecahan karena ada sekelompok orang lainnya yang menentang ajaran Rasul Paulus. Ketika memberikan nasihat kepada Jemaat Filipi untuk tetap bersukacita , Rasul Paulus pun sedang mengalami kesulitan yaitu ia dipenjara karena pemberitaan Injil yang ia lakukan. Tetapi kesulitan yang ia hadapi tidak menjadi alasan Rasul Paulus untuk tidak bersukacita. Demikian yang hendak ia tularkan kepada Jemaat Filipi yang sedang mengalami perpecahan untuk tetap bersukacita. Ini merupakan perintah yang penting sehingga Rasul Paulus mengatakan dua kali untuk Jemaat Filipi tetap bersukacita. Dengan keadaa...

ALASAN PETRUS MENYANGKAL YESUS

Renungan ini saya dapatkan tadi sore ketika saya sedang menjalankan komitmen saya bahwa saya harus baca 12 Pasal dalam satu hari (4 pasal pagi, 4 pasal siang, 4 pasal malam). Jadi ketika saya sedang membaca 'jatah siang' saya tadi, saya mendapatkan satu hal yang saya yakini betul itu adalah satu hal yang Tuhan taruh dalam hati saya dan yang akan menjadi point of view pembahasan kita kali ini. Kita buka pada Matius pasal 26 disana sedang menceritakan 'kronologi' dari pra-penangkapan Yesus, yaitu pemberitahuan yang keempat kalinya kepada murid-muridNya tentang penderitaan Yesus sampai pada penangkapan Yesus di taman Getsemani lalu dibawa kehadapan Imam Besar (yang pada saat itu Kayafas). Pada saat Yesus dibawa dihadapan Imam Besar-lah terselip kisah yang sangat menarik yang sebenarnya memiliki nilai keKristenan yang mendalam bila saja kita memperhatikannya dengan baik-baik. Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar , dan setelah...

KITA BUKAN DARI DUNIA INI

Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. (Yohanes 17:16) [ITB] Kebenaran yang harus kita terima sejak dini adalah kita bukan berasal dari dunia ini. Keberadaan kita di dunia ini hanyalah sebagai seorang musafir yang terus berjalan menuju kepada satu tempat perhentian (Ibrani 4:11) yaitu Langit Baru dan Bumi Baru. Dunia ini bukan rumah kita, rumah yang sebagai tempat kita menghabiskan banyak waktu kita, rumah yang sebagai tempat perteduhan dan perlindungan kita, rumah yang sebagai tempat kita mendapatkan kenyamanan dan keamanan. Sama sekali bukan ! Banyak diantara kita merasa nyaman di dunia ini dengan segala yang mereka punya karena mereka merasa dunia ini adalah rumah mereka, disinilah mereka berasal dan disinilah tujuan hidup mereka. Banyak diantara kita juga yang enggan untuk beranjak dari kenikmatan dan kenyamanan hidup yang kita telah miliki di dunia ini. Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka...